PUISIDIPONEGORO (KARYA CHAIRIL ANWAR) Diponegoro. Karya Chairil Anwar. Dimasa pembangunan ini. Taun hidup kembali. Dan bara kagum menjadi api. Di depan sekali tuan menanti . Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan keris di kiri. Berselubung semangat yang tak bisa mati.
TRIBUNSUMSELCOM - Puisi berjudul "Aku" merupakan karya dari penyair terkenal Chairil Anwar yang sangat menginspirasi. Puisi "Aku", yang ditulis tahun 1943, dimuat di majalah Timur pada 1945, dianggap sebagai puisi yang besar pengaruhnya pada Angkatan 45. Aku mau hidup seribu tahun lagi!
MaknaPuisi Diponegoro Karya Chairil Anwar. Kumpulan Puisi Perjuangan Chairil Anwar untuk Sambut HUT Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2020 - Halaman all - Detail Parafrase Puisi Diponegoro Karya Chairil Anwar Kt Puisi. 3 Kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar Menyambut Peringatan Sumpah Pemuda 2021 - Smol Id.
UnsurBatinan Puisi Chairil Anwar "Diponegoro". Puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar dengan judul "Diponegoro" ini jelas menggambarkan tentang perjuangan seorang pahlawan yang memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda. Oleh karena itu, dalam memaknai unsure batinan puisi dari karya Chairil Anwar ini, penulisakan sedikit mengulas
DariKarawang-Bekasi" Meriahkan Peringatan Hari Pahlawan di Roma - PELITA KARAWANG. Puisi Kerawang Bekasi Karya Chairil Anwar - Goreng. √ 20+ Puisi Chairil Anwar (Aku, Doa, Karawang-Bekasi) Terbaik. Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya. Struktur Fisik Puisi Karawang Bekasi dan Surat dari Ibu Halaman all - Kompas.com.
Artipuisi diponegoro karya chairil anwar puisi ini menceritakan tentang pahlawan diponegoro yang de
OrZsceD. Uploaded byYudi Utomo 0% found this document useful 0 votes3 views5 pagesDescriptionpuisiCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes3 views5 pagesDIPONEGORO Karya Chairil AnwarUploaded byYudi Utomo DescriptionpuisiFull descriptionJump to Page You are on page 1of 5Search inside document You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Puisi – Puisi Diponegoro Chairil Anwar ditulis pada tahun 1943 silam. Puisi tersebut menggambarkan keberanian sosok pangeran di masa penjajahan dalam merebut kemerdekaan. Puisi Diponegoro Chairil Anwar merupakan ungkapan kekaguman Chairil terhadap semangat, kegigihan dan pantang menyerah pangeran Diponegoro demi tanah air Indonesia. Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta Hadiningrat, 11 November 1785. Ia merupakan anak dari Sultan Hamengku Buwana III. Diponegoro Di masa pembangunan ini…Tuan hidup kembaliDan bara kagum menjadi api.. Di depan sekali tuan menantiTak gentar. Lawan banyaknya seratus kali….Pedang di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa mati… MAJU… Ini barisan tak bergenderang-berpaluKepercayaan tanda menyerbu…. Sekali berartiSudah itu mati…. MAJU… Bagimu NegeriMenyediakan api…. Punah di atas menghamba…Binasa di atas ditindas…Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai…Jika hidup harus merasai… Maju…Serbu…Serang…Terjang… Februari 1943. Demikian naskah puisi Diponegoro Chairil Anwar. Tags Berita Baru Berita Baru Jatim Berita Jatim Chairil Anwar Diponegoro Pangeran Diponegoro Puisi Chairil Puisi Chairil Anwar Puisi Diponegoro Chairil Anwar
Sebelumnya, Artikel Kami sudah mengapresiasi salah satu puisi dari penyair terkenal berjudul Penerimaan Karya Chairil Anwar. Chairil Anwar merupakan seorang penyair terkenal pada periode 45-an. Beliau menciptakan banyak karya yang monumental dan dikenal hingga generasi sekarang. Salah satu karya puisi Chairil Anwar yang akan diapresiasi pada kesempatan kali ini berjudul Diponegoro. Tema yang diangkat dalam puisi ini adalah tema patriotisme. Tema ini dibuktikan dengan sikap patriotik seorang Pangeran Diponegoro untuk membela tanah air Indonesia. Dengan keberanian dan semangat juang yang tinggi, ia pun melawan para penjajah yang berjumlah ratusan orang tanpa rasa takut dan rasa lelah demi membela Indonesia. Chairil Anwar pun menggambarkan tema ini dalam baris berikut ini Perasaan yang terdapat dalam puisi Diponegoro ini adalah perasaan kekaguman serta kebanggaan seorang Chairil Anwar kepada sosok Pangeran Diponegoro yang mempunyai keberanian tinggi serta rasa tak gentar melawan para penjajah dengan diiringi semangat perjuangan yang dimilikinya. Adapun suasana yang terdapat dalam puisi ini digambarkan oleh penulis dengan suasana perjuangan demi membela tanah air tercinta. Berikut ini penggambaran karakter Pangeran Diponegoro yang dikagumi oleh Chairil Anwar. Dan tak lupa Chairil Anwar menyatakan kekagumannya dengan baris “Dan bara kagum menjadi api”. Amanat yang terkandung dalam puisi Diponegoro tersebut adalah semangat membela tanah air Indonesia dengan diiringi keberanian untuk memerangi para penjajah yang kini harus dipertahankan oleh para penerus bangsa. Keberanian dalam memerangi para penjajah tersebut dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Chairil Anwar pun menjadikan seorang Pangeran Diponegoro sebagai sosok pemimpin bangsa yang dapat membela tanah airnya. Tujuan dari Chairil Anwar ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca serta memberikan suatu contoh atau teladan bagi pembaca lewat perjuangan seorang pangeran Diponegoro yang ia hasilkan dalam bentuk sebuah puisi. Diksi atau pilihan kata merupakan suatu bentuk ekspresi yang digunakan oleh penyair dalam menguraikan perasaan atau pengalaman yang dialami si penyair tersebut. Diksi yang digunakan dalam puisi Diponegoro ini dominan menggunakan pilihan kata yang bersifat konotatif. Makna konotatif yang digunakannya pun cenderung tidak memiliki pengartian yang terlalu sulit, sehingga pembaca pun tidak merasa kesulitan untuk mengerti maksud dari si penyair mengenai puisi yang ditulisnya. Berikut ini contoh pilihan kata konotatif yang terdapat dalam puisi Diponegoro karya Chairil Anwar maknanya pada masa penjajahan yang terjadi pada tahun 1943, muncul sosok pemimpin seperti Pangeran Diponegoro yang berani membela tanah airnya. Disini digambarkan bahwa munculnya sosok seperti Pangeran Diponegoro ini adalah satu dari sekian manusia yang dengan berani melawan serta memberontak penjajahan di Indonesia Gaya bahasa atau majas yang digunakan Chairil Anwar dalam puisi “Diponegoro” terdiri dari beberapa majas, seperti majas hiperbola, majas alegori, dan majas metonimia. Berikut ini merupakan penggalan puisi yang mengandung majas hiperbola, majas alegori, dan majas metonimia. Dan bara kagum menjadi api à majas alegori Lawan banyaknya seratus kali. àmajas hiperbola Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali àalegori Berselempang semangat yang tak bisa mati à metonimia Imajinasi yang digunakan oleh penulis adalah imajinasi visual dan auditori. Dimana dari kata-kata penulis serta penambahan media sangat membantu para pembaca berimajinasi ketika membaca puisi “Diponegoro” ini. Kata konkret adalah kata-kata yang ditangkap dengan indra. Di dalam puisi Diponegoro ini, kata-kata konkret tersebut terwujud dalam baris “Pedang di kanan, keris di kiri” dan “Ini barisan tak bergenderang-berpalu”. Rima yang digunakan dalam puisi ini adalah rima akhir, dimana perulangan kata terletak pada akhir penjelasan mengenai apresiasi puisi Diponegoro karya Chairil Anwar. Semoga memberi manfaat dan dunia sastra Indonesia dapat semakin maju. Terima kasih.
DIPONEGORO Karya Chairil Anwar Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditinda Sungguhpun dalam ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju. Serbu. Serang. Terjang Puisi yang berjudul “Diponegoro” karya Chairil Anwar ini termasuk puisi yang cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat semenjak puisi ini muncul pada tahun 1943 sampai sekarang. Chairil Anwar sebagai pengarang ingin menumbuhkan jiwa kepahlawanan, sehingga beliau memilih Diponegoro sebagai judul puisinya. Semangat Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah pada saat itu ingin dihidupkan kembali oleh Chairil Anwar. Menurut saya karya sastra Chairil Anwar yang satu ini sangat menarik, siapapun yang baru pertama kali membacanya pasti sudah bisa merasakan semangat yang begitu besar yang terselip di dalam bait indah yang dituliskan Chairil Anwar ini. Semangat untuk maju dan menyerang tanpa rasa takut sedikitpun. Pada masanya puisi ini bisa membangkitkan semangat patriotisme pejuang-pejuang Indonesia yang sedang bertarung melawan penjajahan kolonialisme Barat. Puisi memang tak lebih dari sebuah tulisan, namun bagi seseorang yang mengerti dan bisa meresapi setiap makna yang terkandung di balik kata dan bait puisi tentunya akan lain, puisi tidak lagi menjadi sebuah tulisan, namun bisa menjadi pengguhah hati dan penyulut api semangat dalam jiwa. Hal ini ingin disampaikan oleh penulis agar para pejuang yang lalu memiliki semangat seperti Pangeran Diponegoro yang tidak pernah gentar dalam melawan penjajah. Apakah puisi semacam itu masih berguna pada masa sekarang yang sudah merdeka? Tentu saja “iya”. Mengapa? Karena dengan mengetahui semangat para pejuang seperti contohnya Pangeran Diponegoro, kita dapat mengambil pelajaran dari masa penjajahan dan mensyukuri kemerdekaan yang telah diraih para pejuang bangsa. Salah satu cara kita menghargai jasa pahlawan adalah tetap mengingat perjuangan dan pengorbanan mereka, jangan pernah melupakan sejarah. Semangat patriotisme harus selalu tertanam dalam hati dan jiwa sehingga kita selalu berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Puisi Diponegoro - Chairil Anwar Berikut puisi Diponegoro Chairil Anwar Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Senin, 6 September 2021 0457 Puisi Diponegoro Chairil Anwar - Berikut puisi Diponegoro Chairil Anwar Diponegoro Di masa pembangunan iniTuan hidup kembaliDan bara kagum menjadi apiDi depan sekali tuan menantiTak genta. Lawan banyaknya seratus di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa barisan tak bergenderang-berpaluKepercayaan tanda menyerbuSekali berartiSudah itu matiMAJUBagimu NegeriMenyediakan apiPunah di atas menghambainasa di atas ditindaSungguhpun dalam ajal baru tercapaiJika hidup harus Februari 1943 *
parafrase puisi diponegoro karya chairil anwar